Minggu pagi ini, seperti biasa, jadwal Kinash
latihan menari di Kampung Budaya (Kambud), UNNES. Seperti sebelumnya pula, begitu bangun
dan selesai mandi, saya selalu menanyakan: "Hari ini nari, Dhek?" dan
dia menjawab mantap "Iya, Mah!". Pertanyaan itu lebih pada memastikan
kesiapan Kinash untuk beraktivitas.
Sampai Kambud, Kinash menunggu pelatih menyiapkan
peralatan sambil bermain di sekitar gapura depan. Begitu sesi latihan akan
dimulai, tiba-tiba dia bergelayut, bersembunyi di balik punggung, sama sekali
tidak mau bergabung dalam latihan, dan mulai merajuk minta pulang. Hmmm... saya
masih tenang, paling karena belum tune in saja dengan teman-teman.
Sesi pertama selesai, Kinash tetap bergeming.
Pertanyaan ada apa, mengapa, hingga puluhan bujukan seolah tak mempan
menggugurkan keinginannya untuk pulang, yang kini disertai rengekan dan
teriakan. Dalam keadaan demikian, saya hampir nyerah untuk memenuhi
keinginannya, toh tak baik memaksakan. Namun, tiba-tiba terbersit kekhawatiran,
bila kali ini dipenuhi bisa saja kejadian/perilaku serupa akan diulang.
"Ya sudah, hari ini lihat saja teman-teman
latihan!". Dia mengangguk dan mulai tenang. Saya tak terlalu heran (basicly
mamanya ini juga moody-an, hahaha). Hanya saja, mood swing-nya
cukup membuat kelabakan. Dalam hati, saya (terus) mengingatkan diri sendiri
untuk tidak sampai keluar kata-kata mengancam dan tidak sampai pula menjanjikan
iming-iming apapun agar dia mau kembali latihan. Dengan sedikit persediaan
sabar, beberapa kali saya mengingatkan bahwa dia sudah menyatakan
"ya" untuk berlatih sebelum berangkat. Akhirnya perlahan dia berdiri,
meraih tangan saya, pertanda minta diantar masuk area latihan. Sejurus kemudian, saya memberikan acungan jempol dari pinggir sisi kanan.
Ada yang saya pelajari kemudian (1) Sangat
mungkin, masih sangat sulit bagi anak usia 4-tahunan untuk mengungkapkan secara
verbal perubahan cepat atas ketidaknyamanannya dalam suatu keadaan;
(2) Bila hal ini terjadi kembali, tega tak tega, mesti dituntaskan dengan
menjauhkan kekerasan lisan (bentakan, omelan, dll) apalagi kekerasan fisik
(cubitan, hentakan, dll); (3) your children need your presence more than
your presents! :)
*Mom Kinash